Kamis, 23 Oktober 2014

Arsitektur Bangunan Masjid Nuansa Mekah di Indonesia


Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid yang berukuran kecil disebut musholla, langgar, atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan – kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur’an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Adapun secara syar’i, mesjid adalah tempat yang dipersiapkan untuk digunakan shalat lima waktu secara berjamaah oleh kaum muslimin.



Baik, kita tidak akan membahas panjang lebar tentang definisi dari kata masjid. tetapi mari kita langsung saja ke topik pembahasan yang akan kita bahas dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang Arsitektur Bangunan Masjid Nuansa Mekah di Indonesia. Seperti apakah masjid yang memiliki khas tersebut.??
Di negeri Indonesia tercinta ini memang mayoritas Negara penganut kepercayaan agama muslim, maka tak heran banyak sekali masjid yang berdiri kokoh di hampir setiap kota yang berada di Indonesia. Nah, maka dari itu kami akan mengambil satu dari banyaknya Arsitektur Bangunan Masjid Nuansa Mekah di Indonesia.
Masjid Raya Baiturrahman (Banda Aceh). Ya. Itulah yang akan menjadi topik penting yang akan kami bahas dalam tulisan ini. Masjid Raya Baiturrahman merupakan masjid beratap kubah pertama di Asia Tenggara. Masjid buatan Belanda ini dibangun pada sekitar tahun 1879 proses pengerjaan rampung dalam dua tahun. Adapun masjid megah rancangan arsitek Italia de Bruchi tersebut dipakai sebagai alat untuk membujuk orang Aceh saat perang besar dengan Belanda. Masjid baru dibangun untuk menggantikan Masjid Raya beratap meru yang didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612.
Jika ditarik mundur, cerita tentang masjid ini berawal saat Kesultanan Aceh menolak menjalin kontrak dagang dengan Belanda. Akibatnya Belanda menyerbu Kutaraja (nama lama Banda Aceh). Penyerbuan tersebut menyulut perang 30 tahun di Tanah Rencong, termasuk menghancurkan Masjid Raya. Dalam upayanya membujuk agar Aceh mau menyudahi perang maka Belanda membangun kembali masjid baru, untuk menggantikan Masjid Raya.
Arsitektur Bangunan majid yang baru didirikan belanda sangat kental dengan gaya Mogul. De Bruchi mengadopsi gaya dan struktur khas India Utara tersebut lalu melengkapinya dengan sentuhan ornamen Moor. Selama abad ke-20, secara bertahap masjid berlantai marmer Italia ini dipoles dengan elemen-elemen lain. Misalnya, pada tahun 1936, dua kubah baru ditambahkan. Tahun 1957, kubah keempat dan kelima ditambahkan di samping. Maksudnya untuk menyimbolkan kelima sila dalam Pancasila.
Masih di tahun yang sama, dua menara masjid ditambahkan dan masjid itu diberi nama Masjid Raya Baiturrahman. Era 1980-an, bangunan masjid diperbarui. Di sekitarnya dibangun taman cantik dan sebuah kolam memanjang dari pelataran masjid sampai ke gerbang masuk.
Bertahun-tahun setelah Belanda ‘menghadiahkan’ masjid tersebut, pemimpin agama menganggap tempat itu tidak pantas untuk digunakan sebagai tempat ibadah. Mereka juga melarang umat menggunakannya untuk sholat. Zaman berganti, perlahan masjid berkapasitas 9.000 jamaah ini menjadi situs religi kebanggaan masyarakat Banda Aceh yang memiliki julukan hinga sekarang sebagai Serambi Mekkah. Masjid-masjid di Indonesia dan Malaysia pun mulai meniru arsitekturnya karena dinilai megah dan mirip dengan serambi di tanah suci mekah.
Demikianlah artikel tentang Arsitektur Bangunan Masjid Nuansa Mekah di Indonesia yang dapat kami sampaikan. Semoga bisa bermanfaat.
Terima Kasih ..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar